Home

Friday, October 21, 2011

Eight Quality Management Principle

Prinsip Manajemen Mutu adalah aturan yang komprehensif dan mendasar atau kepercayaan, untuk memimpin dan mengoperasikan organisasi/perusahaan, yang bertujuan untuk terus meningkatkan kinerja jangka panjang dengan berfokus pada pelanggan seraya menanggapi kebutuhan semua stakeholder lainnya (pelanggan, pemilik, karyawan, pemasok dan limgkungan masyarakat)


Prinsip Manajemen Mutu seharusnya disadari sebagai alat/tools organisasi/manajemen perusahaan untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dan yang lebih penting adalah manajemen perusahaan memahami esensi dari mengapa/pentingnya diikuti/dilakukannya Prinsip Manajemen Mutu, dan apa yang terjadi apabila tidak diikuti/dilakukannya Prinsip Manajemen Mutu, juga akibat yang ditimbulkan apabila salah satu dari Prinsip Manajemen Mutu diabaikan. Dan lihat apa yang akan terjadi?! (M.T. mode on :) )

Coba kita kupas satu demi satu Prinsip2 yang terdapat didalamnya.

1. Fokus terhadap Pelanggan (Costumer Focus)
Artinya:
Perusahaan tergantung pada Pelanggannya, karena itu manajemen harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang.
Manajemen harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan berusaha melebihi keinginan dan harapan Pelanggan.
Pelanggan yang dimaksud disini adalah pelanggan baik internal maupun eksternal.

Contoh dari pelanggan internal:
Manajemen suatu perusahaan adalah kumpulan proses  yang dijabarkan melalui persyaratan-peryaratan input dan output pada masing-masing proses  yang saling berkesinambungan. ex. Manager - Finance - Marketing - Contract Admin - SCM - Warehouse - Engineering - Quality - Safety - Fabrication - Construction, masing-masing proses/departement adalah pelanggan dari proses sebelumnya. Dari sini dapat dilihat baik buruknya suatu manajemen, dinilai dari seberapa baik kepuasan diantara internal costumer-nya sendiri.

Kepuasan pelanggan eksternal tidak akan pernah dicapai selama pelanggan-pelanggan internal tidak terpuaskan.

Dengan menggunakan metode Maket In, yaitu memberikan kepuasan  secara maksimal melalui produk/jasa yang dihasilkan.
Metode ini menyatakan bahwa setiap orang dan proses dalam perusahaan harus memahami:

  1. Apa produk yang dihasilkan? 
  2. Siapa pelanggannya dan apa yang diinginkannya? 
  3. Tingkat kepuasan pelanggan? 
  4. Cara meningkatkan kepuasan pelanggan?
Tanpa itu semua maka apa yang dilakukan akan dibuat berdasarkan persyaratan/kemampuan sendiri, yang sangat mungkin tidak memenuhi apa yang disyaratkan oleh pelanggan sebenarnya.

2. Kepemimpinan (Leadership)
Artinya: Seorang pemimpin harus mempunyai suatu arah dan tujuan yang jelas dari suatu organisasi/manajemen perusahaan yang dipimpinnya. Pimpinan harus menciptakan dan memelihara kondisi2 internal (yang berdampak positif pada perilaku kerja/membangun semangat kerja) agar karyawan dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi/manajemen perusahaan. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata"
Untuk menerapkan prinsip ini maka dapat dilakukan hal-hal berikut:
  1. Menetapkan suatu visi, misi yang jelas dari perusahaan untuk masa
    mendatang melalui perencanaan bisnis yang tepat
  2. Menetapkan sasaran dan target yang menantang serta menerapkan strategi
    guna pencapaiannya
  3. Menciptakan dan memelihara nilai-nilai dan keyakinan bersama, keadilan
    dan etika pada semua tingkat dalam perusahaan
  4. Menciptakan kepercayaan
  5. Menyiapkan orang-orang dengan sumber daya yang diperlukan. Yang harus diperhatikan oleh setiap leader didalam membina dan mengembangkan SDM adalah membentuk karyawan yang: Mempunyai kemampuan teknik dan sistem manajemen dibidangnya dan mempunyai morale/mental seperti yang diharapkan dan kemauan yg tinggi
  6. Menghargai atas inspirasi, kontribusi karyawan dalam perusahaan
‎...rusaknya harapan dan kecilnya hati orang mengenai kebaikan hidup hari ini dan di masa depan, seharusnya menjadi perintah bagi sang pemimpin untuk memperbaiki diri dan keamanahan kepemimpinannya, dan tanda bagi yang dipimpinnya untuk memikirkan kepindahan organisasi atau penggantian pemimpin... Mario Teguh

No comments:

Post a Comment