Saya coba menganalisa masalah Quality disebuah project antah berantah (tapi kelihatannya jadi trend saat ini hehe) dengan menggunakan metode simpel ketika waktu SMP-SMA kita diberi soal fisika oleh guru kita, menjawabnya dengan mengklarifikasi masalah melalui 3 tahap: diketahui, ditanya, jawab.
Diketahui:
1. Quality manajemen subcon buruk, hal ini disebabkan oleh lack of skills & competency and lack of experience personel subcon2 tersebut. Akibat2 yg ditimbulkan diantaranya:
- Lack of work preparation (poor workshop, poor material control and preservation management)
- Lack in document controlling (uncontrolled drawings and reports)
- Backlog in inspection reports
- High welding rejection rates
- Backlog in NDT work and its reports
- Many NCRs from owner (caused of poor workmanship, not understand and negligance to the procedures), kalau udah banyak NCR bukannya Construction nya yang di evaluasi malah QA n Engineering di kejar2 untuk nge-close-in...
1. Quality manajemen subcon buruk, hal ini disebabkan oleh lack of skills & competency and lack of experience personel subcon2 tersebut. Akibat2 yg ditimbulkan diantaranya:
- Lack of work preparation (poor workshop, poor material control and preservation management)
- Lack in document controlling (uncontrolled drawings and reports)
- Backlog in inspection reports
- High welding rejection rates
- Backlog in NDT work and its reports
- Many NCRs from owner (caused of poor workmanship, not understand and negligance to the procedures), kalau udah banyak NCR bukannya Construction nya yang di evaluasi malah QA n Engineering di kejar2 untuk nge-close-in...
Huffft hehe ternyata..., asalnya pengen nulis banyak tapi baru sampai 'diketahui' perut dah negh aja...
Nah selanjutnya menuju bagian paling mudah.
Ditanya:
Apa akar permasalahan dari kasus diatas?
Ini baru masalah QA (lagi), harus merumuskan penyebab2nya di step selanjutnya 'Jawab'
Jawab: ???
Coba kita kupas satu2...
1. Quality Manajemen subcon jelek, ini menunjukkan tidak adanya subcon/vendor evaluation during/after bidding process dari manajemen. Pastinya banyak prasangka buruk dibalik semua ini (KKN, dsb.)
Coba kita kupas satu2...
1. Quality Manajemen subcon jelek, ini menunjukkan tidak adanya subcon/vendor evaluation during/after bidding process dari manajemen. Pastinya banyak prasangka buruk dibalik semua ini (KKN, dsb.)
2. Lack of work preparation, ini menunjukkan contractor tidak professional (lack of experience) and lack of control / pengabaian dari manajemen / superior-nya (tidak ada tindakan nyata dari construction supervisor, manager, dan owner untuk mencegah hal ini terjadi). Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah melakukan Go No Go Check List to assure that fabrication workshop or any activity is ready for production (minimum requirement for safety, construction and quality shall be fulfilled) controlled by construction & QC manager (main con & owner)
3.
To be continue yah... lg ngantuk, mual, mules, perih, kembung nih hahaha...